200 Warga Miskin Kelurahan Jember Kidul, Demo Tidak Dapat Balsem (BLSM)

KALIWATES - Ratusan tukang becak dan pemulung warga Kelurahan Jember Kidul Kecamatan Kaliwates, berunjukrasa di kantor kelurahan Jember Kidul, karena tak menerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (Balsem). Mereka mempertanyakan kenapa menjadi warga miskin tapi namanya tidak masuk dalam data penerima bantuan kompensasi kenaikan harga BBM itu. 

Ratusan warga miskin yang selama ini tinggal di asrama Yayasan Dharma Bakti Talangsari binaan Dinas Sosial Pemkab Jember, mengaku heran karena tidak tercatat sebagai penerima Balsem. Padahal sebelumnya mereka tercatat sebagai penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT). 

"Kalau kami kaya kan tidak mungkin tinggal di asrama milik yayasan. Tapi kenapa kami yang jelas–jelas warga miskin ini tidak masuk dalam daftar penerima BLSM. Dulu waktu BLT kami masih terima, tapi sekarang ini BLT kan sudah tidak ada lagi,” kata koordinator aksi Sugeng Santoso alias Cucuk. Kamis (4/7/2013) pukul 08.00 Wib. 

Menurut Sugeng Santoso alias Cucuk, ada sekitar 200 kepala keluarga (KK) yang tinggal di asrama Yayasan Dharma Bakti. Rata–rata mereka bekerja sebagai pengayuh becak, pemulung dan pengamen. Mereka merupakan warga binaan Dinsos Pemkab Jember. Namun dalam pembagian Balsem yang dilakukan Selasa kemarin, tak satupun warga yang dapat. "Waktu kita tanyakan, katanya kita sudah masuk orang kaya, lha kok bisa kita ini masuk orang kaya. Masak mereka tidak tahu kondisi kita ini seperti apa," tukas Sugeng Santoso alias Cucuk.

Sementara Lurah Jember Kidul, Suwarno, SH, mengakui bahwa yang berunjukrasa itu memang warganya dan mereka memang termasuk warga miskin. Kendati demikian, dia juga mengaku tak bisa berbuat banyak, karena tidak dilibatkan dalam pendataan penerima Balsem. "Kemarin saya menerima data malam hari, sementara pagi harinya bantuan itu sudah harus dibagikan. Jadi ya kita tidak bisa berbuat apa–apa. Sebelumnya kita juga tidak dilibatkan dalam penadataan. Saya juga tidak tahu data itu diambil darimana dan tahun berapa. Saya juga kecewa karena warga saya yang benar–benar miskin itu ternyata tidak menerima," ujar Suwarno. 

Mengenai langkah ke depan, Suwarno mengaku telah memerintahkan RT dan RW, juga kepala lingkungan, untuk melakukan pendataan warganya yang tergolong miskin. Data itu nantinya akan diserahkan ke pemerintah agar bisa ditindak lanjuti. "Karena hanya itulah upaya yang bisa saya lakukan," pungkasnya. 

Usai berunjukrasa di kantor kelurahan, para pendemo selanjutnya bergeser ke Puskesmas setempat. Para pendemo yang juga terdiri atas perempuan dan anak–anak itu, rencananya akan mempertanyakan pihak puskesmas karena mereka juga tidak mendapat program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dari pemerintah. 

Kapolsek Kaliwates Kompol Nurmala, Sik menjelaskan, “Kegiatan unjuk rasa yang dilakukan oleh warga RW.08 yang tinggal di asrama Yayasan Dharma Bakti Talangsari, merupakan aksi protes karena semua penghuni yang terdiri dari pengayuh becak, pemulung dan pengamen, pada pembagian BLSM yang dilakukan hari Selasa kemarin tak satupun warga yang dapat, sehingga melakukan unjuk rasa ke kantor Kelurahan Jember Kidul dan kantor Puskesmas sekaligus menanyakan kenapa tidak dapat program Jamkesmas dari pemerintah. Dalam pengamanan giat Unras tersebut 15 anggota Polsek Kaliwates dibantu jajaran Rayon Polsekl danTon Dalmas Polres Jember. Selama kegiatan berlangsung sampai selesai pukul 09.30 Wib, berjalan lancar, aman dan situasi kondusif,” jelasnya. *** Polsek Kaliwates/Humas/yudiantoro 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar